Kamis, 28 April 2016

Harapan Anak Pedalaman Borneo : DAYAK KUALAN'T BALAI BERKUAK SIMPANG H...

Harapan Anak Pedalaman Borneo :











DAYAK KUALAN'T BALAI BERKUAK SIMPANG H...
: DAYAK KUALAN'T BALAI BERKUAK SIMPANG HULU












DAYAK KUALAN'T BALAI BERKUAK SIMPANG HULU

Harapan Anak Pedalaman Borneo : Kisah Anak Pedukuhan Ingin Meraih Harapan Tinggi

Harapan Anak Pedalaman Borneo : Kisah Anak Pedukuhan Ingin Meraih Harapan Tinggi: Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, pekerjaan kedua orang tuaku hanya sebagai petani karet yang hasilnya tidak tetap, kadang cukup...

Harapan Anak Pedalaman Borneo : Curhatan Anak Pedalaman Balai Berkuak

Harapan Anak Pedalaman Borneo : Curhatan Anak Pedalaman Balai Berkuak: Seorang anak yang bisa disebut berbakti kepada kedua orang tua bukanlah seorang anak yang menuruti apa yang menjadi kemauan mereka secara...

Curhatan Anak Pedalaman Balai Berkuak

Seorang anak yang bisa disebut berbakti kepada kedua orang tua bukanlah seorang anak yang menuruti apa yang menjadi kemauan mereka secara sepenuhnya, menurutku kita sebagai anak jika ingin mengabdi dan berbakti kepada orang tua kita, kita harus membuat mereka bangga dengan karya kehidupan kita, bukan harus menuruti apa yang bukan menjadi pilihan kita, kita memang harus menghormati perkataan dan ucapan mereka sebagai orang yang lebih tua dan yang telah melahirkan kita, tetapi jika kita selalu dibuntuti dari sisi memilih jalan hidup aku rasa kita tidak akan berkembang baik dan kita juga tidak akan bisa merubah garis kehidupan keluarga kita. Aku sangat bangga dan merasa sempurna memiliki kedua orang tua yang selain super ulet, rajin, tidak mudah menyerah dan tidak mudah putus asa, merekalah yang sangat berarti dalam hidupku, jika disuruh memilih antara pacar dan kedua orang tuaku, aku lebih memilih bersama orang tuaku, apa lagi aku ini sabagai anak bungsu, aku lah yang menjaga mereka saat mereka sudah tidak bisa apa-apa lagi, bukan berarti aku tidak membutuhkan seorang pendamping wanita, tapi sebagai pasangan harus bisa memahami apa tujuan aku, kenapa aku lebih memilih mereka, alasannya jelas karena mereka adalah tanggung jawabku karena yang masih bersama mereka adalah aku, saudaraku yang lain sudah memiliki keluarga masing-masing. Jika suatu saat aku sudah berkeluarga mereka aku yang akan jaga, aku tidak akan membiarkan mereka kelaparan walau semenitpun, aku ingin membalas budi mereka dengan jeri payahku, usahaku dan pasanganku harus memahami itu, jadi jangan heran kenapa sekarang aku tidak terlalu fokus dengan pasanganku, salah satunya aku ingin menuntaskan proses perjalanan masa depanku yang mereka usahakan abis-abisan untuk menjadikan masa depanku lebih baik dari pada mereka. Aku menjalani hidup saat ini ibarat nano-nano, tidak selalu menyenangkan, tapi lebih banyak sedih dan kecewanya, dari situ aku belajar untuk menghargai usaha mereka, aku sudah sedikit-sedikit merasakan bagaimana susahnya menjalani hidup, kebahagiaan, kesenangan, dan kegembiraan itu sifatnya sementara karena pasti selalu ada noda hitam yang menyelimutinya, walupun demikian aku harus tetap harus sabar menjalaninya, di imbangi dengan berdoa minta petunjuk dan berkat aku rasa semua akan berjalan baik. Orang tuaku adalah motivasi hidupku, tanpa mereka aku buka apa-apa, seberapa banyakpun motivator yang memberi masukan kepadaku itu hanyalah sekilas saja, karena motivator yang selalu ada buat aku adalah kedua orang tuaku, mereka setiap saat memberikan arahan dan masukan yang bersifat saran yang berkaitan dengan kehidupan yang sempurna, hidup sempurna itu bukanlah hal duniawi tetapi kedamaian hidup, kebahagiaan hidup bersama orang yang kita cintai, dan bisa menjalani hidup secara bersamaan dengan menikmati hasil jeri payah dengan secukupnya dan bisa memberi kehidupan selama di dunia. Seawam apapun orang tua kita mereka hanya lemah dari sisi pendidikan formal, tetapi dari pendidikan dalam pengalaman hidup kita kalah karena mereka yang lebih dulu berbelut dengan kehidupan, kita boleh saja pintar dari segi teori dalam pembelajaran, selalu menjuarai apapun di tingkat sekolah tinggi tetapi apa guna kalau kita tidak diberi masukan, pesan dan saran dari orang tua kita, rasanya kurang sempurna kalau hanya masukan dari orang lain yang bukan mereka yang membentuk kita dari kecil. Aku menyesal karena terkadang aku sering membuat orang tuaku menangis pilu karena ulah ego ku, pendidikanku terasa tidak ada artinya kalau hanya membuat mereka kecewa, tetapi terkadang aku juga merasa sedih dan meneteskan air mata dengan sendirinya setelah teringat ketika membuat mereka menangis dan kecewa, karena biarpun aku sering buat mereka kecewa mereka tidak pernah berubah dari sisi perhatian dan tanggung jawab mereka, malah seolah-olah mereka ingin memperbaiki kesalahan apa yang sehingga membuat anak mereka tidak senang dengan ucapannya, padahal jelas-jelas yang salah adalah aku anaknya yang telah meberontak karena terbawa emosi. Semoga ini tidak akan terulang lagi, aku akan berusaha menjadikan diriku seperti sikap mereka yang lemah lembut dalam mendidik. Maaf sebelumnya tulisan ini bukanlah tulisan artikel yang bersifat untuk memotivator teman-teman, tapi didalam tulisan ini aku hanya ingin meluapkan perasaanku, aku ingin bercerita saja ya bisa dikatakan curhatlah, mungkin dengan curhat di blog seperti ini tidak masuk akal tetapi semua akan menjadi masuk akan jika kita menggunakan media sosial seperti ini sebagai luapan hati dan persaan kita. Sekali lagi maaf karena tidak nyambung :-) @Admin. Http://www.anakborneopedalaman.blogspot.co.id 

Kisah Anak Pedukuhan Ingin Meraih Harapan Tinggi

Aku terlahir dari keluarga yang sederhana, pekerjaan kedua orang tuaku hanya sebagai petani karet yang hasilnya tidak tetap, kadang cukup, kadang kekurangan, tidak ada lebih yang tersisa. Semasa kecil aku mempunyai cita-cita dan harapan yang menurut keluargaku tidak mungkin terlaksana, mulai dari aku ingin masuk sekolah dasar (SD), SMP, dan SMA. Waktu itu tahun 2000 aku masih ingat sekali aku belum mengenal yang namanya keramaian dan kerumunan manusia, karena aku semasa itu masih hidup di perdukuhan yang jauh dari pusat keramaian dan jarak untuk menempuh pusat keramaian yaitu kota kecamatan butuh waktu tempuh berjam-jam, apa lagi waktu itu alat transportasi belum terlalu banyak dipunyai orang. Jika ditempuh dengan berjalan kaki butuh setengah hari baru sampai kepusat kecamatan yang ada didaerahku. Dari sinilah kenapa keluargaku tidak memungkinkan aku untuk sekolah kepusat kecamatan, apa lagi waktu itu harga karet masih sangat rendah, harga per/kg nya Rp.200, dan butuh tenaga dan fisik yang kuat untuk membawa karet yang untuk dijual ke pusat kecamatan, dan membawanya pun harus di pikul berdua dan ada yang di masukan kedalam pengambin baru di bawa dengan berjalan kaki setengah hari penuh ke tempat si pembeli yang ada di kota kecamatan. Tetapi setelah dijalani hari demi hari, tahunpun berganti tahun, sampailah pada tahun 2001 dunia modernpun mulai terlihat terutama dari segi transportasi darat maupun air, selain itu harga karetpun sudah mulai meningkat dari Rp.200, menjadi Rp.5000 per/kg nya, dari situlah kedua orang tua ku menyisihkan uang hasil karet yang mulai dari harga Rp.200 sampai dengan masuk ke harga Rp.5000 mereka tabung, mereka kumpulkan sedikit-sedikit dan pada akhirnya terkumpul sudah biaya yang lumayan besar untuk zaman itu, sekitar Rp.500.000, waktu itu duit sebesar itu sangat besar sekali, kalau di samakan dengan sekarang mungkin nominalnya sebesar Rp.5 jutaan. Setelah mendapat uang hasil tabungan kedua orang tuaku, akhirnya aku bisa masuk SD pada tahun 2001, yaitu SDN 05 Balai Berkuak, yang saat ini sudah berubah menjadi SDN 01 Balai Berkuak, dan sekolahnyapun terletak di pusat kecamatan Simpang Hulu daerahku. Akupun masuk sekolah selama 6 tahun dan aku selesai tahun 2006, setelah itu akupun melanjutkan sekolah ke SMP Negeri 01 Simpang Hulu yang berada masih sam dikecamatan itu juga, sekolah akupun tidak ada masalah yang membuat aku tersangkut dan tertinggal, 3 tahun aku sekolah di SMP Negeri 01 Simpang Hulu, selesai 2009, aku melanjutkan ke SMA Negeri 1 Balai Berkuak, yang saat ini Sudah berubah menjadi SMA Negeri 1 Simpang Hulu. Sekolah di SMA itupun aku tidak pernah ada masalah karena aku bersekolah dengan sungguh-sungguh dan ulet ya walaupun otak pas-pasan, yang penting naik kelas dan lulus ujian, aku tidak pernah menargetkan saat aku sekolah harus mendapat ranking/juara dikelasku, tetapi kalau dapatpun aku bersyukur, yang penting bagi aku bisa naik kelas, nilaiku tidak buruk-buruk amat Puji Tuhan ALLELUYA... Karena aku punya prinsip dari dulu sampai sekarang ini yang penting naik kelas dengan hasil belajar jujur dari pada mendapatkan ranking tetapi menghalalkan berbagai cara, dan setiap kenaikan tingkat yang juara selalu berubah tidak orangnya yang tadinya juara sebelumnya, berartikan itu sifatnya sementara pasti ada unsur kecurangan paling tidak, karena aku selalu mengamati sikap buruk teman-temanku waktu disekolahan apa lagi yang satu kelas, aku orangnya komplain sama yang namanya ketidak adilan, kebohongan, karena lebih suka jujur dari pada bohong dan curang dalam sikap, yah walupun menjadi orang jujur itu tidak seenak hasil dari kebohongan, banyak salahnya kalau menjadi orang jujur, dikatain sok'lah, munafiklah, tidak kompaklah dan macam-macam, kadang dari ucapan orang seperti itu membuat iman kita menjadi luntur, tetapi dengan komitmen aku yang lumayan kuat kejujuran sampai saat ini tetap aku jalani dengan baik. Tiga tahun aku di SMA akupun selesai pada tahun 2012, dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Aku pernah tes di perguruan tinggi negeri yang ada di kalbar tetapi jurusan yang aku ambil tidak sesuai dengan bidangku, dan akupun tidak masuk daftar lulus, setelah itu aku tes di perguruan tinggi swasta dan disitu aku mengambil jurusan yang sesuai dengan bidangku, aku mengambil jurusan pendidikan olahraga dan akhirnya aku ikut tes dari tes wawancara, tes fisik dan yang lainnya, dan akupun lulus murni dengan usahaku. Nah selama aku proses perkuliahan aku tidak pernah tinggal dari yang namanya berprestasi, aku selalu ingin dan ingin sekali berprestasi sesuai dengan bidangku, yaitu pencak silat, tidak hanya itu aku seperti manusia serakah semua cabang olahraga yang di pertandingkan ingin aku ikuti semua, karena olahraga apapun aku bisa bukan mahir tetapi bisa saja, teknik dasar yang terdapat dalam masing-masing olahraga itu aku cepat menengkapnya, mungkin motorikku berjalan baik dan normal. Dan pada akhirnya Olahraga prestasi yang saat ini aku tekuni dan aku jalani, aku ikut sertakan kejuaraannya adalah beladiri negara asing yaitu beladiri Thailand, "MUAY THAI" yang terkenal keras saat ini. Mohon Doa'nya bulan November 2016 aku ikut PON dibandung semoga semuanya berjalan sesuai dengan harapan, dan menjadi seorang juara, aku berserah semuanya kepada yang Maha Kuasa semoga diberi kemudahan dan kelancaran semuanya tercapai. Dan penyelesaian studiku juga semoga tepat pada waktunya, 2016 Wisuda, dan mendapat gelar S1 S.Pd Amin.. TERIMA KASIH SUDAH MEMBACA SEMOGA BERMANFAAT, TUNGGU KISAHKU SELANJUTNYA.. :-)